Cara Mengatur Keuangan – Menjadi freelancer adalah pilihan. Pemasukan yang nggak tentu ada atau nggak. Ketimbang seorang yang memiliki pekejaan tetap. Tapi, itulah sebuah tantangan. Bagaimana seorang freelancer masih bisa menyisihkan sebagian penghasilan sebagai simpanan, seperti investasi deposito dan bentuk investasi lainnya.
Demi memenuhi tantangan tersebut, seorang freelancer harus memiliki kemampuan mengatur keuangan. Mengumpulkan sedikit demi sedikit untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga. Akan lebih baik jika kita bisa menjadikannya sebuah investasi untuk masa depan.
Cara Mengatur Keuangan Bagi Para Freelancer
Sejak awal pandemi, aku memutuskan untuk berhenti bekerja. Sebenarnya bukan atas kemauan sendiri. Tapi karena perusahaan memutuskannya demikian. Nggak masalah. Aku memilih untuk menjadi freelancer setelahnya.
Berbeda dengan saat aku bekerja yang memiliki penghasilan tetap dalam satu bulan. Maka menjadi freelancer nggak begitu. Termasuk dalam segi nominalnya. Tapi, aku harus bisa menyiasatinya. Agar seberapa pun penghasilannya bisa mencukupi kebutuhan dan menjadi simpanan masa depan. Ceileh. Hehehehe….
Begini beberapa tips mengatur keuangan bagi para freelancer ala-ala Journal Yuni. Check this out ya, Geng!
1. Mengatur Keuangan dengan Mencatat Setiap Pemasukan
Freelancer memiliki pemasukan dari setiap brand yang menggunakan jasa mereka. Nah, dari sini kita harus mencatat setiap sen yang kita dapatkan. Jangan sampai ada yang ketinggalan nggak dicatat ya!
2. Membagi Pemasukan Kita Menjadi Beberapa Anggaran
Fee yang didapatkan nggak langsung utuh dalam sebulan. Kita mendapatkannya sesuai deadline pengerjaan tugas yang diberikan. Maka, akan lebih baik jika setiap kita mendapatkan fee langsung membaginya menjadi setiap pos anggaran. Misal, dana untuk kebutuhan bulanan, simpanan, bayar hutang dan lain sebagainya.
Berapa besaran setiap posnya? Itu bergantung keputusan kita. Kalau aku membaginya menjadi 3 bagian. 40 persen untuk kebutuhan, 30 persen untuk simpanan, 30 persen untuk dana darurat.
Ah iya. Kalau kita punya, jangan lupa menyisihkan dana untuk membayar hutang lho! Hehehe…
3. Mengatur Keuangan dengan Memisahkan Dana untuk Setiap Anggaran
Ketika sudah membagi dana pada setiap pos anggaran, kita harus memisahkannya. Kalau bisa pada rekening yang berbeda.
Makanya, memiliki lebih dari satu rekening bukannya ingin terlihat kaya saja. Tapi lebih dari itu. Agar menghindarkan diri kita untuk menggunakan dana yang nggak sesuai dengan pos anggarannya.
4. Menentukan Prioritas Pengeluaran agar Mudah Mengatur Keuangan
Kita harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Sehingga pengeluaran kita memang benar-benar sesuatu yang kita butuhkan alih-alih memuaskan rasa ingin saja. Dengan begitu kita bisa keuangan dengan baik dan benar.
Misal, ketika kita merasa lapar. Maka kita membutuhkan makanan. Sudah jelas. Sesekali kita bisa membeli makanan siap saji. Itu boleh1 saja. Kenapa nggak? Tapi ada kalanya kita harus memenuhi kebutuhan kita akan makanan dengan cara lain. Memasak misalnya.
5. Membayar Hutang
Hutang adalah sesuatu yang harus segera diselesaikan. Baik hutang uang mau pun janji.
Ketika kita memiliki pemasukan, maka sudah sewajarnya hutang adalah hal utama yang harus dibayarkan. Sebelum kita menggunakan dana untuk keperluan lainnya. Jika nggak bisa dibayar lunas, kita bisa mencicilnya.
6. Menghindari Hutang Konsumtif
Berhutang bukanlah sesuatu yang memalukan. Kita boleh melakukannya. Dengan catatan bahwa keperluannya bukan sesuatu yang bersifat konsumtif.
Misalnya, kita sudah memiliki ponsel. Masih bagus dan berfungsi dengan baik. Eh, kita malah ingin memiliki ponsel yang baru saja dilaunching. Tapi sayangnya nggak punya uang. Kemudian mengajukan kredit pembelian ponsel.
Saranku mending jangan deh! Toh ponsel kita masih bisa digunakan. Kenapa juga harus memaksa untuk berhutang ponsel baru.
Maksudnya begini, jika barang yang ingin kita beli bukanlah barang yang penggunaannya bersifat urgent, mending menghindari beli/hutang deh. Beda cerita sih jika kita memiliki dana berlebih. Hehehe…
7. Menyiapkan Dana Darurat
Terakhir, jangan lupa menyiapkan dana darurat ya Geng! Bukan apa-apa sih? Kita nggak mengetahui bagaimana kondisi kita di masa depan. Bukan nggak mungkin, akan ada kondisi darurat yang membutuhkan dana. Jika terjadi hal yang demikian, maka kita nggak perlu merasa bingung memikirkan jalan keluarnya kan?
Kesimpulan
Boleh saja kita memilih untuk menjadi freelancer. Apalagi bagi seorang cewek single sepertiku. Tapi permasalahannya adalah apakah kita bisa mengatur keuangan? Mentang-mentang single maka kita boleh menghabiskan setiap uang yang kita dapatkan begitu saja. Nggak boleh ya.
Bagaimana pun juga kita harus mengetahui cara mengatur keuangan. Sehingga, kelak saat memiliki keluarga nggak terlalu kagok lagi mengelola keuangan keluarga. Bisa jadi manager finance terbaik dah pokoknya. Seenggaknya bagi keluarga kita sendiri.
Semoga bermanfaat. Cemiau.
Mengatur keuangan memang nggak mudah. Apalagi bagi seorang freelancer. tapi bukan berarti nggak bisa kan.
Wah bermanfaat bangeehnih tips nya bagi sy yg boros hehe
mba ini mengatur keuangannya bisa aku pakai juga walaupun aku bukan freelancer yah, memang mengatur keuangan untuk freelancer itu wajib hukumnya karena pemasukan tidak selalu sama setiap bulan jadi harus benar-benar punya skala prioritas agat tidak terjadi besar pasak daripada tiang.
Boleh, Kak. Kenapa aku menuliskannya untuk freelancer? Karena aku seorang freelancer. Selain itu, pemasukan freelancer kan kadang nggak tetap. Jadi, harus benar-benar dimanage. Biar nggak kelabakan belakang hari nanti. Semoga bermanfaat ya, Kak.
Mengatur keuangan pribadi dan keluarga susah-susah gampang ya mbak. Poin-poin diatas bisa jadi referensi untuk meminimalisir terjadinya gagal ngatur uang hihi.
Betul, Kak. Belum lagi kalau kitanya suka khilaf dengan beli barang sesuai kemauan. Bukan kebutuhan. Itu akan bikin kita jadi ribet sendiri. HEhehee
Tergantung juga dapat bayarannya berapa. Memang seharusnya kita pintar memilah porsi sih. Plus, ada juga kondisi dimana sudah dikejar deadline dan buru2 masukin kerjaan. Bayarannya ternyata sebulan-dua bulan kemudian (curcol jadinya)
Sama dong berarti. Maka dari itu, sebagai freelancer kita kudu memahami bagaimana mengatur keuangan yang baik dan benar. Sudahlah bayarannya masih entah kapan, eh kitanya cuek sama urusan keuangan. Selesailah. Kitanya jadi puyeng. Iya nggak sih, Kak? Hehehehehe
Noted untuk semua tipsnya mbak. Sebagai freelancer ini emang harus pinter-pinter mengatur dan alokasi keuangan karena pendapatan yang didapatkan belum tentu sama setiap bulannya. Setuju banget dengan point jangan berhutang konsumtif dan tidak membeli makanan siap saji banyak”. sebagai seorang cewek dana saya sering boncoss di makanan mba. uang rasanya jadi cepet ilang karena yang dibeli nggak kelihatan alias dimakan hihihi thanks for sharing yah ^^
Tos… Kita samaan, Kak. Makan memang kadang kala nggak bisa ditunda. Apalagi kalau sudah makanan pokok. Yang susah itu kalau sudah urusan cemilan. Suka nggak nahan kan ya? Hahahahaha
Ah, iya….hutang konsumtif ini godaan banget.
Rasanya lihat barang baru jadi lapar mata.
Tapi beneran bisa produktif gak tuh…si barang baru?
Ini beneran ujian yaa..kudu lebih perbanyak “bersyukur” dan jauh-jauh dari iklan di e-commerce.
Lebih baik fokus di dana darurat yang kudu 6x dari biaya hidup per-bulan yaa?
Ada kalanya kita terpaksa berhutang kok. Cuma pastikan lagi, tujuan berhutangnya dan bagaimana rencana pembayaran kedepannya. Karena bagaimana pun hutang tetaplah membutuhkan bayaran. Hehehe
Baik itu freelancer atau punya gaji tetap penting banget ya, mbak buat mengatur keuangan ini agar kondisi finansial kita selalu baik dan terarah
Setuju, Kak. Jangan karena merasa punya gaji tetap terus seenaknya aja ngabisin uang. Terus berpikir bahwa bulan depan juga punya uang dengan jumlah yang sama. Nggak papalah yang ini dihabisin.
Kita kan nggak tahu ya apa yang akan terjadi di masa depan. Jadi, mari semangat terus mengatur keuangan. Cemiau…
Membayar hutang dan tidak berhutang untuk konsumtif ialah kunci untuk keuangan yang lebih baik. Karena mau kerja apapun kalau ada hutang, ya sudah. Uang kita diatur lebih ke bayar hutang. Mau menabung jadi susah.
Hooh, Kak. Kita memang suka pusing kalau punya hutang. Mau nahan nggak bayar, kagak bisa. Hutang kudu dibayar. Pas bayar eh dana kita berkurang. Kitanya jadi kudu hemat lagi. hemat lagi. Hehehehe
Membaca ini jadi seperti diingatkan kembali. Dulu aku tuh rajin banget mencatat dan memisahkan berbagai pengeluaran. Kok sekarang malah dibiarkan aja tanpa catatan. Hihihi. Tapi, Alhamdulillah, udah nggak punya utang setelah gunting kartu kredit
kartu kredit memang kadang bikin dilema sih. Tapi aku memang lebih memilih nggak pake kartu kredit. Sempat tergoda beberapa tahun lalu. Tapi kemudian pengajuan kartu kreditku nggak disetujui dong. Alhamdulillah sih. Waktu itu, aku belum sepenuhnya memahami bagaimana mengatur keuangan. Hehehee
Aku sekarang jadi mahasiswa lagi yang tentunya harus banget irit-irit. Yaampun udah setahun jadi mahasiswa tapi gaya hidup Masih kayak hidup normal. Makasiiiii postingannya Mbak, menginspirasi
Semangat, kakak. 🙂