Belajar dari Nunung! Cara Menghindari Krisis Keuangan di Masa Tua

Beberapa hari belakangan ini, aku sering mendengar dan membaca kabar Mbak Nunung Srimulat yang cukup menyayat hati. Kita bisa belajar dari beliau dan lakukan cara menghindari krisis keuangan di masa tua.

Padahal, siapa sih yang tidak kenal sama beliau. Komedian yang sukses menghibur banyak orang. Beberapa kali, kulihat acaranya, dia sampai terkencing-kencing karena tertawa.

Ada apa dengan Mbak Nunung Srimulat?

Mengalami Krisis Keuangan di Masa Tua

Aku tidak tahu berapa persisnya bayaran Mbak Nunung untuk satu acara di TV, mulai dari Srimulat, Opera Van Java dan Ini Talkshow. Seharusnya sih cukup untuk beliau hidup selayaknya artis lain.

Dulu mungkin iya. Sebelum beliau terjerat kasus narkoba. Hidup jaya dan bergelimang harta. Mbak Nunung tak segan mengopeni atau menanggung hidup puluhan keluarganya.

Tapi, tidak sekarang. Mbak Nunung malah hanya tinggal di kos-kosan seputaran Jakarta Selatan bersama Iyan Sambiran, suaminya. Boro-boro untuk hidup mewah. Mau berobat saja, rasanya susah.

Usut punya usut, beliau sudah menjual semua asetnya. Bahkan dalam satu sesi wawancara, beliau menyebutkan bahwa dana dalam saldo rekeningnya pernah bersisa hanya 100ribu saja.

Ternyata, kesuksesan karirnya tidak menjamin hidupnya akan terus nyaman. Apalagi di panggung hiburan, roda terus berputar. Akan selalu ada regenerasi. Yang baru menggantikan yang lama. Begitu seterusnya.

Lalu, bagaimana cara menghindari krisis keuangan agar tetap stabil secara finansial di masa depan?

Cara Menghindari Krisis Keuangan di Masa Tua

Sebenarnya, aku sudah melihat sendiri seseorang yang hidupnya mirip dengan Mbak Nunung. Menanggung hidup keluarga hingga membayar hutang akibat salah satunya adalah penjudi.

Orang itu, sekarang hampir mirip sama Mbak Nunung. Menjual satu per satu aset yang ada untuk membayar hutang.

Hidupnya hampir di titik kebangkrutan. Meski belum tua, dia sudah berada di krisis keuangan dalam hidupnya.

Related Post  Belajar Digital Marketing Bersama Denny Santoso dengan Tribelio Page

Belajar dari mereka berdua, ada beberapa cara menghindari krisis keuangan yang bisa kita terapkan. Agar tetap berada di posisi finansial yang stabil di masa depan.

1. Kelola Keuangan dengan Bijak

Tak perduli seberapa banyak nominal uang yang kita miliki. Bila pengelolaannya tidak bijak, maka lama-kelamaan uang tersebut akan habis.

Bagaimana cara mengelola keuangan dengan bijak?

Sebenarnya, ini tuh hal yang dasar. Aku sih yakin sudah banyak yang tahu prinsip dari mengelola keuangan, misalnya:

  • Buat anggaran keuangan yang berisi daftar pemasukan dan pengeluaran setiap bulan agar tahu ke mana saja pos pengeluaran kita.
  • Hindari gaya hidup boros! Jangan membeli sesuatu hanya karena tren, fomo atau tekanan sosial! Fokus saja pada kebutuhan, bukannya sekadar memenuhi keinginan.
  • Siapkan dana darurat minimal 6-12 bulan pengeluaran agar tetap aman saat ada kondisi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau krisis ekonomi.

2. Jangan Bergantung pada Satu Sumber Penghasilan

cara menghindari krisis keuangan di masa tua

Salah satu kesalahan orang dalam mengelola keuangan adalah bergantung hanya pada satu pijakan saja.

Maksudku, ketika sudah punya pekerjaan atau penghasilan tetap ya sudah. Hanya mengandalkan itu saja untuk memenuhi kebutuhan plus keinginan.

Ketika pekerjaan atau penghasilannya terguncang, maka krisis keuangan yang terjadi. Kita sudah melihatnya di kehidupan Mbak Nunung.

Jadi, apa yang harus kita lakukan biar tidak bergantung pada satu sumber penghasilan?

  • Bangun sumber penghasilan pasif, kayak investasi di reksa dana, saham dividen, properti atau bisnis yang bisa berjalan tanpa kita harus banyak campur tangan.
  • Punya side hustle atau nge-freelance.

3. Investasi Sejak Dini

Aku tidak bilang Mbak Nunung mungkin lupa buat investasi ya. Mungkin, beliau sudah menyisihkan penghasilannya untuk hal tersebut.

Related Post  Wajib Tahu! 6 Cara Membangun Program Loyalitas yang Efektif untuk Bisnis Anda

Tapi, percayalah! Menanggung beban hidup keluarga yang jumlahnya banyak tuh berat.

Sekali kita kehilangan sumber penghasilan. Maka, apapun yang sudah kita miliki akan habis terjual untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Meski begitu, tetaplah berinvestasi! Setidaknya, kemungkinan untuk berada di titik krisis keuangan akan semakin kecil.

  • Pilih investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan, bisa mulai dari emas, deposito atau reksa dana sebelum mencoba instrumen lainnya.
  • Lakukan diversifikasi! Ibarat kata, jangan letakkan semua telurmu dalam satu keranjang! Biar risikonya lebih terkontrol gitu deh.
  • Belajar terus soal manajemen risiko biar tidak mudah tergiur investasi bodong yang cenderung menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat.

4. Kelola Aset dengan Bijak

Saat sudah punya aset, penting untuk mengelolanya dengan baik. Biar tidak hanya jadi aset yang tidak bermanfaat. Apa yang bisa kita lakukan dengan aset tersebut?

Misalkan kita punya aset, kayak rumah, tanah atau kendaraan, manfaatkan biar bisa menghasilkan uang tambahan. Sewakan saja mereka!

Terus kalau emang tidak benar-benar terpaksa, mending jangan jual aset deh! Boleh sih menjualnya, tapi gunakan untuk investasi yang lebih menguntungkan.

5. Jangan Tanggung Beban Finansial yang Berlebihan

Kayak Mbak Nunung Srimulat. Saat berada di masa kejayaannya, beliau menanggung semua keluarganya. Semua.

Yah, saat masih punya kontrak di acara TV sih pengeluaran dari semua keluarga memang tidak terasa. Lantas bagaimana kalau sudah tidak punya kontrak acara TV lagi?

Tidak ada lagi penghasilan. Maka, sekecil apapun pengeluaran akan membawa kita pada krisis keuangan.

Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan?

  • Kalau mau bantu keluarga ya boleh saja. Tapi, sewajarnya. Tetap prioritaskan keuangan sendiri.
  • Tetapkan batasan biar tidak jadi “generasi geprek” yang menanggung terlalu banyak orang tanpa perencanaan yang jelas.
Related Post  RED AI For Indonesia: Mendorong Kemajuan Bisnis Indonesia dengan Teknologi AI

6. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental

Ketika kita sudah bekerja selama ini, bukan tidak mungkin ada saja penyakit yang datang menghampiri. Mbak Nunung contohnya. Saat popularitasnya turun, beliau malah sakit.

Mau berobat eh lagi krisis keuangan. Kalau sudah begitu, apa yang ada akan habis terjual.

Oleh karena itu, jaga kesehatan fisik dan mental sedini mungkin. Hindari kebiasaan yang merugikan diri sendiri, seperti gaya hidup yang tidak sehat atau kebiasaan buruk yang bisa berdampak pada kondisi finansial di masa depan. Kenapa?

Biaya kesehatan bisa sangat menguras keuangan jika tidak ada persiapan. Oleh karena itu, persiapkan asuransi kesehatan dan jiwa untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga.

Kesimpulan: Yuk Mulai Persiapkan Keuangan Sejak Dini!

Kisah Nunung Srimulat bisa jadi pengingat bagi kita bahwa kesuksesan finansial bukan hanya tentang seberapa besar penghasilan yang kita miliki, tetapi juga bagaimana cara kita mengelolanya.

Tanpa perencanaan yang matang, siapa pun bisa mengalami kesulitan di masa tua. Bahkan setelah menikmati kejayaan di usia produktif.

Meski begitu, kita selalu punya cara menghindari krisis keuangan di kemudian hari. Misalnya, dengan menerapkan strategi keuangan yang bijak, seperti:

  • Buat anggaran
  • Punya sumber penghasilan lebih dari satu.
  • Berinvestasi dengan cerdas.
  • Menjaga keseimbangan antara gaya hidup dan kebutuhan jangka panjang.

Selain itu, punya dana darurat dan perlindungan asuransi juga bisa jadi langkah krusial dalam menjaga stabilitas keuangan di masa depan.

Tidak ada kata terlambat untuk mulai mengelola keuangan dengan lebih baik. Yang terpenting adalah disiplin, konsistensi, dan kesadaran akan pentingnya perencanaan jangka panjang.

Jadi, apakah kamu sudah mulai mempersiapkan keuanganmu untuk masa depan? Jika belum, sekaranglah saatnya untuk bertindak!

7 pemikiran pada “Belajar dari Nunung! Cara Menghindari Krisis Keuangan di Masa Tua”

  1. Mengelola keuangan dengan cara yang bijak, jadi hal yang tepat sejak dini memang ya, agar pada masa tua nanti punya tabungan masa depan. Jangan habis-habisin duit

    Balas
  2. Iya saya sempat prihatin mengetahui jalan hidupnya Nunung. Ada sedikit perasaan menyalahkan keluarga besarnya yang ikutan nebeng minta dibiayai juga sih.
    Terlepas dari itu memang manajemen keuangan harus banget diterapkan biar ga boncos dan menyulitkan diri sendiri saat sudah TDK produktif lagi ua

    Balas
  3. Kalo membahas kasus keuangan Mbak Nunung ini hati jadi ikutan teriris. Membayangkan dia menghidupi 50-an orang itu rasanya gimana gitu. Padahal pekerjaan dia kan bukan pekerjaan permanen dengan gaji bulanan yang pasti. Ada pasang surutnya. Kadang banyak job kadang juga sepi undangan. Dan ya yang 50-an itu kok tega memaksa Nunung menanggung semua. Astaghfirullah.

    Intinya memang HARUS BIJAK ya Mbak. Membantu orang hanya secukupnya saja. Dan jangan dijadikan kebiasaan sampe kita dijadikan sapi perahan. Beneran itu tidak mendidik. Malah menjadikan yang bersangkutan jadi lintah dalam kehidupan kita. Pikirkan masa depan kita sendiri karena belum tentu juga orang yang kita tolong akan membantu kita di masa mendatang.

    Balas
  4. Kasus mbak Nunung ini memang sebenarnya banyak ya di sekitar kita, hanya karena bukan artis jadi nggak tersorot. Sedih sih dari muda-tua membantu keluarga sampai kehidupannya sendiri berantakan

    Balas
  5. masa depan, ini kita tidak ada yang tahu gimana nantinya di masa tua. Namun, akan lebih terarah ketika penataan keuangan sejak dini sudah di pos-poskan, mana yang untuk kebutuhan primer, dana darurat dan dana pensiun. Cukup mellow kalau menyimak kisah nunung ini. Semoga jadi pembelajaran bersama. terimakasih remindernya mbak.

    Balas
  6. Saya suka kesel sendiri lihat orang seperti Nunung
    Kok gak berkaca pada pengalaman aktor/aktris sebelumnya yang juga mengenaskan karena gak bisa mengatur keuangan

    Tapi emang gak gampang ya?
    Sudah terbiasa ngasih ke keluarga, trus brenti ngasih
    Bisa-bisa dimusuhin mereka

    Balas
  7. Setuju dengan point jangan bergantung pada satu sumber penghasilan karena kita tidak bisa memrediksi masa depan jadi penting untuk mengusahakan cari pendapatan di banyak peluang

    Balas

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses