Aku tuh pernah galau, Bestie. Bukan soal cinta sih. Tapi, seringnya soal bikin caption untuk posting di media sosial. Lho kok? Gimana ya? Ini ‘kan menyangkut dengan cara bangun citra diri di medsos gitu.
Apalagi pas habis jalan-jalan ke tempat yang Instagramable banget. Background-nya cakep, pencahayaannya pas, dan senyumku yang menawan.
‘Kan sayang kalau nggak kubagikan. Masalahnya, aku sering bingung pas bikin caption. Entah mau pakai caption lucu, puitis atau bijak ala akun-akun motivasi.
Antara Aestetik dan Autentik
Kadang aku tuh suka bingung sendiri, kenapa sih satu postingan harus terasa seperti presentasi ke dunia?
Coba deh lihat feed instagram sekarang ini! Terlihat aestetik banget. Cuma, apakah autentik? Nggak tahu ya. Hehehe….
Yup, media sosial kadang bikin kita lupa kalau ini tempat buat berbagi momen. Bukannya ajang tampil sempurna tiap saat. Dan di situlah letak tantangannya.
Bagaimana cara kita membangun citra diri tanpa kehilangan jati diri?
Apa Itu Citra Diri di Media Sosial?
Citra diri itu kayak “versi resmi” milikmu di dunia maya. Bukan berarti palsu, tapi juga bukan 100% tanpa filter.
Ibaratnya, kamu tetap kamu. Tapi versi yang udah mandi, pakai parfum, dan ngopi dulu sebelum tampil gitu deh.
Masalahnya, banyak orang salah kaprah. Mereka kira membangun citra diri itu sama dengan pencitraan.
Padahal, nggak harus gitu. Kamu tetap bisa tampil profesional, ceria, atau nyentrik tanpa jadi orang lain kok.
Yang penting, semua itu masih berasal dari kamu yang sebenarnya. Bukan kamu versi yang dibentuk demi likes semata.
Tantangan di Era Digital
Zaman sekarang, bukan cuma sinyal yang cepat, tapi juga standar sosial. Di medsos, semua orang terlihat punya hidup yang seru.
Kayak, tiap minggu liburan, kerjaannya fleksibel, kulitnya glowing tanpa skincare, dan pasangan mereka kayak aktor drama Korea.
Lalu kita scroll pelan-pelan sambil mikir, “Kok hidupku nggak se-wow itu ya?”
Di sinilah stres mulai tumbuh. Kita ngerasa harus mengejar standar visual dan gaya hidup yang mungkin sebenarnya, cuma editan. Atau minimal, hasil take 50 kali dan diedit pakai 3 aplikasi.
Cara Bangun Citra Diri Tanpa Kehilangan Jati Diri
Sebelum masuk ke bagian tips, mari kita sepakati dulu! Membangun citra diri itu bukan soal bikin persona palsu. Tapi tentang menemukan versi terbaik dari diri sendiri yang nyaman buat kamu tampilkan ke publik.
Jadi, yuk kita bahas langkah-langkahnya!
1. Kenali Nilai dan Tujuan Pribadi
Sebelum mikir konten apa yang mau diposting, coba tanya ke diri sendiri dulu! Aku mau dikenal sebagai orang seperti apa, sih? Lucu? Peduli lingkungan? Smart tapi santai? Atau gimana.
Ketika kamu punya arah, kamu nggak akan gampang kebawa arus tren yang nggak relevan sama kamu. Karena bukan kamu yang ikut, tapi tren yang nyocokin diri sama kamu. Gitu lho, bos!
2. Pilih Konten yang Selaras
Kamu nggak harus bikin dance TikTok tiap hari biar dianggap update. Kalau kamu lebih suka sharing tentang buku, atau ngevlog sambil masak mie instan pakai hati (dan cabe rawit), ya udah. Gas aja!
Kuncinya bukan jadi yang paling keren. Tapi paling konsisten jadi diri sendiri.
3. Tampilkan Diri Seautentik Mungkin
Sesekali upload foto tanpa filter, atau cerita tentang hari yang nggak sempurna. Percaya deh! Banyak orang yang lebih relate sama kejujuran daripada sekedar polesan.
Toh nggak ada juga yang hidupnya kayak highlight story terus ‘kan?
4. Batasi Konsumsi, Fokus pada Karya Sendiri
Scroll-scroll bisa jadi hiburan, tapi kalau keterusan, bisa jadi penyiksaan batin. Tiba-tiba kamu ngerasa semua orang lebih sukses, lebih cantik, bahkan lebih produktif.
Padahal mah sama saja. Mereka tuh juga lagi insecure sambil ngintip profil kamu.
5. Evaluasi Berkala
Tiap beberapa bulan, coba deh lihat profil medsos kamu! Masih cocok nggak sama kamu sekarang? Masih terasa ‘kamu’ nggak, atau udah kayak akun fanbase artis lain?
Kalau udah mulai nggak nyaman. Itu tandanya perlu kamu rapihin, bukan malah ditinggalin.
Media Sosial Itu Alat, Bukan Cermin Jiwa
Ingat ya! Media sosial itu cuma alat, bukan tolok ukur harga diri. Seberapa banyak likes atau views yang kamu dapat, nggak akan pernah cukup kalau kamu sendiri belum puas jadi diri sendiri.
Makanya, penting banget buat pisahin mana citra online, mana kamu yang sesungguhnya. Biar kamu nggak lelah terus menerus ngejar standar yang dibuat sama dunia maya.
Jadi Diri Sendiri, Tapi Versi Terbaiknya
Akhirnya, bangun citra diri di media sosial itu bukan soal ngikutin tren, tapi soal nyari cara paling nyaman untuk nunjukin siapa kamu.
Boleh aja kok tampil kece, asal bukan jadi orang lain. Boleh juga tampil sederhana, asal tetap jujur dan konsisten.
Karena di balik semua konten dan caption, yang paling penting adalah kamu tetap bisa ngaca dan bilang, “Yup, ini aku. Dan aku bangga sama yang aku tampilkan.”
Note: Semua gambar dalam artikel ini dibuat menggunakan AI Google Studio
Bener. Yang paling penting. Menggunakan sosmed harus dengan baik dan bijak. Apalagi banyak sekali buzzer yang aneh aneh…
kalau kita ngonten ttg kesenangan kita lama lama bakal muncul ciri khas dan orang lain yg akan mengenali itu
suka sedih lihat tetangga yg keranjingan bikin konten demi dapat dolar
sampai urusan rumah tangga, suami dan anak2 nya semua diupload, ampun segitunya menelanjani diri dan keluarga demi dolar? padahal sampai sekarang akunnya itu terlihat belum bisa dimonetisasi
mangsedih kan jadinya…
tidak memberikan kepalsuan, tetapi tak juga terlalu membuka privasi tetap ada batasan, seperti apa ingin dikenal tapi bukan kepalsuan… eeee aaa
Strategi dan praktiknya udah, tinggal konsistennya aja nih hehehe. Karna kalau gak kehabisan ide, ya mager huhuhu
Emang klo lihat Instagram, kadang suka iri lihat postingan kehidupan orang-orang. Akhirnya sekarang aku lebih suka main TikTok, karena algoritmanya sesuai dengan yg kita suka misal crafting, artis fav atau binatang fav. Btw bener juga, membangun citra diri itu nggak sama dengan pencitraan.
Makasih tipsnya mbak. Pas banget buat saya yang sebenarnya sudah lama membangun branding di sosmed tapi belum menemukan juga sisi autentik mana yang ingin ditampilkan heheh
Saya senang banget kalau melihat lihat para blogger yang sudah besar followernya banyak, sambil belajar bagaimana mereka menulis caption di feed nya. Kemudian bagaimana membuat konten2 nya. Branding diri yang sudah berhasil. Belajar dari sana saya pun semangat belajar meskipun masih jauuh dari cita-cita tapi tetap semangaat
Sekarang ini memang penting banget untuk membangun branding diri terutama jika kamu ingin fokus ke dunia konten kreator. Aku sendiri sampai sekarang masih belum ketemu branding yang cocok untuk diriku dan konten yang cocok untuk diriku ini.
Waah.. laaff banget sama penjelasan ka Yun akan citra diri di medsos.
Aku sring mempertanyakan ke diri sendiri “Ingin jadi persona yang seperti apa?”
Tapi bener yaa, kalau di sosmed itu, kita bukan menggunakan “topeng”, tapi lebih tepatnya menjadi diri sendiri dengan persona yang paling nyaman.
Adeeem banget tulisannya, ka..
So inspiring!
Ada sebagian orang yang merasa kalau membangun citra diri itu penting karena mereka butuh validasi dari luar yang menyatakan bahwa mereka hebat, butuh kekaguman orang lain agar merasa berharga.
Ada juga yang memang murni membangun personal branding buat naikin value dirinya. Jadi bijaklah bersosmed
Evaluasi yang diperlukan bukan hanya sekadar cek angka insight aja ya, tetapi perlu melihat fokus kontennya alias niche nya memang udah sesuai dengan kita dan followers suka atau nggak nya
Benar juga ya. Medsos itu cuma tools aja. Kadang tuh yang buat pusing persaingan konten di sosmed gila-gilaan. Jadinya udah pusing sendiri dan overthinking soal bikin konten sendiri
Sejak awal punya sosmed, saya itu membranding diri saya sebagai penulis, jadi yang terkait dengan tulisan saya aja. Lalu kemudian soal keseharian di sekitar saya. Termasuk pas jalan-jalan di sekitar saja. Semua apa adanya. Karena setiap orang punya ciri khasnya masing-masing. Karena bahaya juga kalau pengin seperti orang lain, padahal tidak mampu.
Aku berusaha menjaga feed Instagram tetap rapi. Nggak kepikiran soal branding sih, tapi lebih pada perasaan tenang dan senang kalau lihat feed sendiri rapi. Rasanya seperti pulang ke rumah yang nyaman.
Naah betul apa kata mba Yuni, batasi konsumsi perbanyak karya sendiri. Jadi jangan vuma jadi penimmat tapi jadilah yang dinikmati banhak orang lewat karyanya. Kerwwn mbaa pengingatnya
relate banget! Sering banget sih ngerasa gini, apalagi kalau lagi bingung milih foto yang paling “gue banget” buat di-upload. Bener banget, nggak semua harus terlihat sempurna. Intinya, jujur sama diri sendiri itu yang paling penting.
Lagi hiatus sosmed banget, ka Yunii..
Aku rasanya sedang terlalu berat mengurus banyak hal.
Jadi merasa kurang motivasi.. kudunyaa.. sosmed menjadi tempat yang nyaman kita untuk berbagi ide dan kreatifitas sekaligus menjadi ruang diskusi paling nyaman.
Bener banget sih ini, mbak
Kadang kalau mau ngepost emang yang paling lama bikin caption, hahaa
Bingung mau ditampilin gimana, ga mau yang fake, sesuai diri sendiri, cuman dikemas sebisa mungkin gitu aja, hahaa
Hampir lama ga posting di akun instagram pribadi juga, hehee