Akhirnya, saya yang orang udik ini bisa mengunjungi Pantai Indah Kapuk (KIP). Kawasan real estate mewah yang dibangun di atas pulau buatan atau pulau reklamasi.
Saya mengunjungi PIK sekitar awal Juni lalu, bersama dengan 3 orang teman saya, Prita, Izza, dan Aam. Perjalanan di mulai dari Depok dengan mengendarai mobil carteran.
Pesona Pantai Indah Kapuk
Kami sampai di PIK agak sorean, sekitar jam 15.00 WIB. Soalnya kami masih mampir ke PRJ dulu.
Tujuan kami ke PIK sebenarnya hanya sekedar untuk jalan-jalan saja. Serta ingin tahu bagaimana rasanya menginjakkan kaki di atas pulau buatan.
Seperti yang ditulis dalam berbagai artikel, salah satunya dari CNN Indonesia, katanya di sana banyak terdapat destinasi wisata. Mulai dari pantai, taman wisata alam, lapangan golf, dan aneka kulineran.
Namun sesampainya di sana, kami berempat malah terkaget-kaget dengan banyaknya perumahan-perumahan super elite. Harganya membuat jiwa miskin kami meronta-ronta.
Ya gimana, rumah di sana harganya miliaran woi. Rasanya, mustahil bagi kami untuk bisa membelinya. Cicilannya ada yang 8 juta perbulan, ada yang 15 juta, dan tidak ada yang sejutaan.
Kota Mandiri Masa Depan
Sampai saat ini, kawasan Pantai Kapuk Indah masih terus berlanjut pembangunannya. Tempat ini juga digadang-gadang akan menjadi The Next Jakarta City. Serta akan menjadi kota mandiri dan kota pintar.
Kebayang kan kayak apa mewah dan canggihnya PIK ini nanti? Saya dan teman-teman sampai berkelakar sepeti ini. Enak nih tinggal di sini, tidak usah pergi ke mana-mana. Butuh ap, ada.
Emang beneran sih, katanya di sini itu semua fasilitas akan tersedia. Mulai dari sekolah, rumah sakit, tempat perbelanjaan, pemukiman, tempat wisata, pusat bisnis, perkantoran, juga tempat ibadah.
Yang bikin takjub, katanya lagi, air minum di PIK bisa diminum dari kran langsung saking canggihnya. Wih, semoga nanti mereka juga mengolah sampah sendiri, ya. Jangan sampai lah sampahnya ikutan di buang ke Bantar Gebang.
Ragam Properti Mewah di PIK
Kalau mengintip situs PIK2.com, kawasan ini memiliki ragam produk properti mewah yang bisa dibeli. Ada apartemen, perumahan, ruko dan perkantoran, pergudangan, juga kavling.
Rumah-rumah di sana, saya lihat minimal semuanya berlantai 2. Ukurannya juga besar-besar, bentukannya seperti rumah-rumah di luar negeri yang tidak berpagar gitu.
Makanya ke depan, PIK akan menjadi investasi properti yang menjanjikan. Terutama untuk hunian-hunian yang viewnya langsung pantai atau danau buatan.
Merajut Mimpi di Pantai Aloha
Saya dan teman-teman mengunjungi 2 tempat wisata di PIK. Pertama La Riviera dan Pantai Aloha.
La Riviera dikatakan sebagai tempat nongkrong dengan vibes ala Amsterdam dengan aneka wisata kuliner. Tatapi bagi saya pribadi, tempat ini tidak terlalu berkesan, sih.
Ruko-ruko di sana masih banyak yang belum terisi. Jenis kuliner yang tersedia juga belum beragam. Bahkan, sungai yang melewati tempat ini juga kurang spesial. Ukurannya kurang lebar untuk skala wisata, airnya kurang jernih, juga kurang tinggi.
Berbeda dengan Pantai Aloha, di sana saya cukup punya banyak cerita. Meski ya saya datang ke sana pas lagi ramai-ramainya.
Di Pantai Aloha, setidaknya saya bisa duduk santai sambil memandangi laut. Lalu melihat kota Jakarta dari kejauahan dengan polusi yang buruk.
Di sisi lain, saya juga melihat ada 2 gugusan pula kecil. Kalau yang itu pulau asli, bukan buatan. Ditumbuhi banyak pepohonan dan sepertinya tidak berpenghuni.
Duduk di Pantai Aloha sambil menikmati suara deburan ombak dan sapuan angin laut di wajah, diam-diam saya merajut mimpi. Rasanya saya ingin punya rumah besar berlantai 2 seperti rumah-rumah yang ada PIK. Lalu dilengkapi dengan halaman yang luas supaya bisa berkebum sayur di rumah.
Bisa tidak ya?
Mengukur Kemampuan Diri dalam Memiliki Rumah
Kalau bicara mimpi, tidak ada yang mustahil. Jika saya mau, saya bisa berusaha toh? Siapa tahu Tuhan mengabulkan.
Biar mimpi ini bisa menjadi rencana nyata. Saya memutuskan untuk mengetahui berapa biaya yang harus saya miliki jika ingin membeli rumah. Jika tidak bisa membeli kontan, mungkin saya bisa membeli dengan menyicil.
Untungnya, untuk mengetahui hal ini, saya tidak perlu ke bank. Ya kan malu, kalau Cuma tanya-tanya aja ke pihak bank tanpa ada rencana membeli. Jadi saya memutuskan untuk menggunakan tools kalkulator pinjaman saja.
Kalkulator pinjaman yang saya pakai namanya Mortgage Calculator. Ini adalah tools atau instrumen online yang bisa kita gunakan secara gratis untuk melakukan simulasi perhitungan kredit rumah. Cara menggukannya mudah, kita cukup memasukkan harga rumah, suku bunga, juga jangka waktu pembayaran.
Nantinya akan ketahuan, berapa rincian modal dan biaya cicilan yang perlu kita keluarkan. Cuma karena perhitungannya menggunakan pound sterling (£). Kita perlu menghitung dalam rupiah dulu, baru deh kita konversikan ke pound sterling nantinya.
Itulah cerita saya saat berkunjung ke Pantai Indah Kapuk dan berakhir dengan mimpi membeli rumah seharga rumah-rumah di sana. Ya semoga saja, mimpi ini jadi kenyataan.