Journal Yuni – Menjadi pemarah tentu bukan hal yang baik. Beberapa teman bahkan mungkin akan menjauh saat mengetahui bahwa kita memiliki perangai yang pemarah. Sehingga, penting bagi kita untuk mengetahui cara meluapkan emosi secara positif. Agar nggak merugikan diri sendiri terlebih orang lain.
Meski begitu, rasa marah adalah hal yang wajar kok. Kadang kala melampiaskannya mampu membuat kita merasa lega.
Lagipula, rasa marah membuat kita termotivasi agar lebih hati-hati dalam melakukan sesuatu. Akibatnya, kita bisa melatih kontrol diri menjadi lebih baik lagi. Kalau begini bukankah menjadi sebuah keuntungan?
Cara Meluapkan Emosi Secara Positif
Tapi tahu nggak? Emosi nggak selalu harus terluapkan melalui suara menggelegar dan kata-kata kasar lho. Apalagi sampai main kekerasan fisik.
No. Itu bukan hal yang baik. Kalau begitu malah akan menyakiti orang lain. Dan sudah pasti teman-teman bakalan melipir dari sisi kita.
Mendingan kita melampiaskan amarah melalui hal lain. Misal dengan beberapa cara meluapkan emosi secara positif berikut ini:
1. Berbincang dengan Tuhan dalam Do’a
Kadang aku juga marah lho. Pada hal-hal yang nggak sesuai dengan apa yang kuharapkan. Atau pada seseorang yang membuatku merasa jengkel. Kalian juga seperti itu nggak sih? Terus apa yang dilakukan?
Kalau aku biasanya akan langsung mengambil wudhu dan mengadu pada Tuhan dalam do’a. Karena menurutku, Dialah yang senantiasa membersamai kita. Nggak pernah meninggalkan kita apapun keadaan kita.
Selain itu, Tuhan juga yang akan memberikan ketenangan yang nggak kita dapatkan dari manusia. Begitulah.
2. Ceritakan pada Seorang yang Kita Percaya
Kita pasti memiliki seseorang yang kita percayakan tentang masalah kita. Baik itu orang tua, sahabat atau kekasih hati.
Saat amarah mulai menghampiri. Nggak ada salahnya lho kita mendatangi mereka. Ceritakan saja semua keresahan yang ada. Meski nggak bisa membantu menyelesaikan masalah, mereka pasti akan membantu untuk menenangkan hati kita.
Lagipula, membicarakan masalah pada orang lain kadang kala bisa membuat kita merasa lega lho. Bukan nggak mungkin emosi jadi ikutan mereda. Iya nggak sih?
3. Tuliskan Semua Keresahanmu
Beberapa orang ada yang merasa enggan bercerita pada orang lain. Entah karena merasa malu, sungkan atau apapun. Lalu bagaimana cara meluapkan emosinya?
Mudah saja, Gengs. Kita bisa menulis di blog tentang semua emosi yang ada sebagai pembelajaran pada rekan lain. Ketika blog sudah termonetisasi, maka kita akan mendapatkan penghasilan atas tulisan tersebut.
Kalau nggak, kita bisa menuliskannya pada secarik kertas lalu membakarnya. Anggap saja kita sedang membakar semua emosi yang ada. Berharap setelah itu, emosi kita mereda.
4. Salurkan Energi pada Hal Lain
Cara meluapkan emosi terakhir adalah dengan menyalurkan energi pada hal lain. Misal, tengok kulkas ada bahan-bahan untuk bikin makanan favorit. Langsung dah kita memasak di dapur.
Atau melirik kamar mandi yang sudah bersih. Nggak ada salahnya lah kita sikat lagi. Biar sekalian kinclong. Syukur-syukur bisa mengkilap kayak yang ada di iklan.
Dengan begitu kita sudah nggak punya tenaga lagi untuk marah-marah. Hasilnya, ada makanan untuk kita santap, seperti keripik tempe dan rumah lebih bersih dan nyaman.
Jadi, Gengs. Intinya adalah nggak masalah lho kalau kita merasa marah. Bahkan melampiaskan emosi pun boleh. Asal kita tahu bagaimana cara meluapkan emosi secara positif. Sehingga nggak merugikan diri sendiri dan orang lain. Semoga bermanfaat.
Curhat ke Tuhan dengan kata lain kita berdoa kepada Nya, itu memang utamanya. Saya pun daripada curhat ke sesama manusia mending diam saja
Iya, kalau curhat ke sesama ada peluang untuk jadi tersebar ceritanya, jadi saya pun lebih memilih curhatnya ke Allah aja
orang dewasa bisa kita ukur dengan bagaimana mereka melakukan manajemen emosi ya?
karena banyak yang badannya aja yang gede
ingat kasus bapak2 yang viral gara2 marah sewaktu mudik?
jika dia mampu mengelola emosi, hal tersebut bisa dihindari
Mengelola amarah itu emang penting banget ya mbak, jangan sampai karena melampiaskan amarah dengan cara yang salah, akhirnya menimbulkan penyesalan. Sudah banyak kisah yang bisa ambil pelajarannya, orang yang marah-marah nggak jelas, bahkan sampai merusak dan menghilangkan nyawa. Lalu sesalpun tak berguna lagi
Membersamai aktifitas menuangkan emosi kepada Tuhan merupakan cara apik dan sangat membantu, terlebih ada yang memandu. Sebagai insan manusia hal ini merupakan utama sebagai makluk ciptaanNya.
Yang paling asik memang solusi yang nomor 1.
Mau dengan emosional yang seperti apa, lebih plong.
Dan ada ketenangan serta solusi setelah curhat dengan-NYA,
Poin pertama dah paling tepat banget. Wudhu, tebarkan sajadah, lalu ceritakan semuanya kepada Allah SWT. InshaAllah rahasia dan kegundahan kita tidak akan bocor kemana-mana. Saya biasanya begitu. Shalat di dalam kamar, nyalakan AC, lalu redupkan lampu. Damainya berlipat-lipat di dalam hati.
Itulah sebabnya, saya percaya kalau ujian apapun ada tes psikologi ya salah satunya untuk ukur kemampuan emosional (Emotional Intelligence) kita ya mba, perlu ada upaya mengontrolnya sehingga tidak berdampak buruk pada kita maupun lingkungan kita. Menyalurkan ke hal lain itu bagus juga bisa bikin kita lupa sama hal yang membuat marah ya.
Setuju, banyak hal bisa dilakukan untuk meluapkan emosi secara positif..Kalau aku biasanya pilih menuliskannya. Baik di jurnal maupun di blog -baik dipublik maupun privat. Rasanya lumayan lega sih setelahnya
Selain menulis, aku juga melampiaskna pada hal lain…yakni beberes. Jadi kalau lagi kezel akutuh, beres-beres rumah, bongkar rak buku, lemari baju, rak dapur….jadi setelahnya lega, lihat rapi semua 🙂
Sejak kenal blog, saya justru senang menulis apabila sedang marah. Itung-itung buang energi ke hal yang positif ya mbak. Memang manusia tak luput dr marah misal sedang ada hal yang tak disukai
Itulah guna blog, bagi seorang penulis bisa jadi tempat meluapkan emosi, namun tentu harus dengan kata-kata yang terkontrol. Jika sembarangan, boleh jadi bermanfaat buat diri sendiri, lega, namun pemilihan kata yang tak terkontrol, malah berdampak tidak baik buat diri dan pembaca.
Keempat hal aktifitas diatas bisa menjadi solisi dan sharing tepat, pilihan urut no satu hampir dilakukan sebagian besar manusia.
Menulis pada sebuah buku bisa juga untuk meluapkan emosi, apalagi nanti jadi cerpen dan menjadikan tokoh yang membuat lara hati kita sebagai antagonis, eh hehe, soalnya daku pernah begitu haha
Luapan emosi memang perlu penyaluran. Untungnya agama juga mengajarkan yaitu wudhu dan sholat
saya pilih journaling dan masak Mbak, hehehe
hasilnya marah reda, di meja terhidang muffin yang lezat 😀
Biasanya saya bawa nonton tv atau tidur. Supaya bisa reda marahnya. Daripada nanti jadi kelepasan emosi. Karena kalau udah kelepasan suka jadi pusing.
Melampiaskan masalah setelah kepada Tuhan dengan melakukan hobi adalah pilihan kedua saya. Daripada mikirin masalah emang mending melakukan hal bermanfaat dan apalagi menghasilkan, bukan?
Islam agama yg paripurna sampai saat meluapkan kemarahan pun ada aturannya dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Kita tinggal meniru mempraktekkannya aja…
Aku masih belum bisa curhat ke orang lain. Sejauh ini masih berdoa dan menulis saja…
ngga tau ntah memang belum dpt orang yang tepat atau mmg merasa kurang percaya pada siapapun, hehee
keempat-empatnya ini bersinggungan sekali dengan apa yang pernah sy lakukan saat emosi. dan paling menenangkan itu menghadap allah kok ya. seakan semua tertumpah ruah disana, dengan bersyujud bisa jadi lega. walau kadang harus berkucuran airmata , tapi sangat ampuh meluapkan emosi
Pertama emang kalau ada masalah ngadunya sama yg di atas… Udah puas baru deh … Ambil sikap diam tahan osi.. bersikap mencob tenang hehe..
Boleh Juga makan keripik Tempe biar Ada temen yakkk sambil nulis
dulu aku bikin dalam tulisan di blog cuma di private sebagai bentuk terapi emosi kalau kesal banget. tapi sekarang aku larinya dibawa makan aja hehe
betul banget sarannya, tidak baik melepaskan emosi begitu saja, kita bisa kok mengendalikannya, paling efektif bicara pada Allah dan menulis
Tips yang tepat dan sudah kucoba semua. Bicara dengan Allah, dengan pasangan, curhat ke tulisan dan lakukan hal positif lain. Terima kasih sharingnya kak. Bermanfaat sekali
Menjadi suatu kebutuhan mengelola emosi dan berharap ada ketenangan point pertama (saat ibadah) baik kala senang maupun sedih cukup efektif.
Kalau saya misal lagi marah, saya bawa tidur. Tapi pas lagi di luar dan menemui hal yang membuat emosi, biasanya saya makan banyak, hahaha. Aneh sih namun ya sudahlah daripada saya harus marah-marah di depan umum lebih baik makan
Curhat ke Allah, sharing ke temen yg dipercaya, tulis keresahan2 yg ada, dan menyalurkan energi ke hal positif lain semisal nyobain resep masakan dll ya, noted. Nice article Mbak, tfs ^^
Kalau aku sih, biasa menyalurkan emosi dengan ngepel, nyuci atau apapun yang bisa bikin capek supaya gak makin emosi