Journal Yuni – Saat ini, menikah adalah hal yang paling kuimpikan. Usiaku sudah cukup. Bahkan mungkin bagi sebagian orang di desaku sudah terlalu matang. Sayangnya, aku belum bertemu dengan jodoh.
Beberapa kali mencoba untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Tapi belum berhasil. Entah karena jarak yang terlalu membentang jauh. Atau karena kami merasa nggak cocok satu sama lain.
Nggak masalah. Pernikahan akan tetap menjadi impianku. Berharap semoga Tuhan berkenan mengirimkan jodohku segera.
Beberapa Alasan Seorang Takut Menikah
Sementara itu, ada beberapa orang yang malah nggak ingin menikah lho. Kepikiran pun nggak. Mereka seolah merasa takut akan komitmen pada sebuah pernikahan.
Tentu bukan tanpa sebab mereka merasa begitu. Seenggaknya ada lima alasan seorang takut menikah, sebagai berikut:
1. Trauma
Alasan terbesar seorang takut pada pernikahan adalah rasa trauma. Banyak hal yang bisa menjadi pemicunya. Bisa jadi karena kegagalan pernikahan orang tua atau kisah perpisahan dengan pasangan yang sangat tragis.
Selain itu, luka pengasuhan atau inner child juga bisa menjadi pemicu yang nggak kita sadari. Misal, kita terlalu sering menemukan kedua orang tua bertengkar hebat, mendapati ayah yang ringan tangan dan lain sebagainya.
Bagaimana Mengenal Inner Child?
Pengalaman pahit tersebut menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Sehingga kita merasa nggak ingin mengalami hal yang sama. Dengan mudahnya kita berpikir bahwa lebih baik nggak menikah saja.
Nggak ada yang bisa memprediksi sampai kapan kita bisa lepas dari rasa trauma. Karena hal ini tergantung bagaimana kita menyikapi rasa trauma yang ada. Kalau perlu. Nggak ada salahnya kok seandainya kita meminta bantuan para ahli.
2. Terlalu Nyaman Sendiri dan Merasa Nggak Butuh Pasangan
Beberapa orang sudah merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Merasa sudah bisa mendapatkan dan mencapai banyak hal membuat mereka merasa nggak membutuhkan pasangan.
Malahan, ada kalanya pasangan dianggap sebagai orang baru yang malah bisa mengacaukan rutinitas. Bukan hanya itu saja. Urusan rumah tangga pun bisa menjadi pengganggu ritme keseharian.
Bagi mereka, ketakutan pada pernikahan lebih pada perubahan rutinitas harian. Padahal, sebenarnya nggak masalah lho hidup bersama orang baru.
Tapi, kita harus bisa memutuskan dengan tepat siapa yang akan hidup bersama kita sebagai pasangan. Selain itu, jadilah pasangan yang baik kelak.
3. Urusan Karir dan Keuangan Bikin Takut Menikah
Jaman sekarang, karir adalah hal yang bagus bagi kehidupan seseorang. Kadang, seorang merasa takut menikah karena merasa khawatir karirnya nggak bisa berkembang sesuai keinginannya.
Selain itu, urusan keuangan menjadi urusan yang paling utama. Biasanya kita akan berpikir bahwa menghidupi diri sendiri saja sudah susah. Bagaimana kita akan memenuhi kebutuhan orang lain?
Poin ini adalah alasan seorang takut menikah paling sensitif. Tapi nyatanya, kita selalu bisa mencari jalan keluar untuk setiap permasalahan kan?
Pertama-tama, kita harus terbuka pada pasangan mengenai bagaimana keadaan kita yang sebenarnya. Nggak perlu menutup-nutupi. Dengan begitu, kita akan lebih mudah menjalani kehidupan sebagai pasangan di kemudian hari.
4. Faktor Lingkungan
Terkadang, kita bisa sangat terpengaruh oleh lingkungan. Dengan banyaknya cerita pelakor yang mampu merusak rumah tangga yang bahagia. Membuat kita berpikir untuk nggak ingin merasakan sakit yang sama.
Oleh karena itu, kita mungkin akan sangat selektif dalam memilih. Bahkan kita cenderung merasa takut dan khawatir tentang menikah.
5. Terjebak Masa Lalu Menjadi Alasan Seorang Takut Menikah
Alasan seorang takut menikah yang lain adalah karena terjebak masa lalu. Maksudnya, mungkin kita memiliki seorang yang sangat kita cinta. Karena satu dan lain hal, kita berpisah.
Sayangnya, kita masih terlalu cinta. Sehingga, kita merasa enggan melepas bayangan keindahan masa lalu. Lantas, kita merasa sulit untuk menemukan pasangan yang cocok.
Jadi, ingat perbincangan eyang Habibie dengan mbak Nana. Kata eyang, mantan itu bukan jodoh.
Jadi, ayolah! Jangan terjebak dengan masa lalu dan menikahlah saat bertemu dengan seseorang yang tepat. Semoga bermanfaat.
Nah, saya termasuk yang nikah muda karena nggak takut. Akhirnya jadi korban KDRT. Sekarang sih menurut saya menikah itu bukan soal takut-gak takut tapi soal visi kita mengenai keluarga. Dulu suami saya tidak ada visi tentang itu. Dia nikah karena didesak keluarga btw.
aku lebih ke faktor nomor 3 sih mba, Karir dan merasa belum cukup dana untuk menikah. Tapi kata orang menikah itu bentuk ibadah, bisa saja akan dibukakan pintu rejeki saat kita sudah menikah.
Sekarang aku lagi memantapkan hati untuk menikah 2 tahun lagi. Siapin fisik, mental, dan juga modal. Karena nikahan adat Bali lumayan perlu biaya, huhuhu
kalau aku dulu merasa terlalu nyaman sendiri sih. semacam bebas dan ngga ada yang ngatur. apalagi dulu kerjaannya traveling mulu. Kalau menikah takutnya ngga boleh lagi gitu hehehe
Termasuk dalam kategori takut menikah, krn pengaruh bacaan serta komitmen pernikahan yg harus dijalani seumur hidup dalam aturan2 yg merasa nggak sanggup duluan menjalaninya, ditambah luka tak berdarah yg nggak pernah benar2 sembuh *halah.
Etapi, jodoh benar2 rahasia Tuhan.
Tetap semangat menemukan seseorang yg membutuhkan kehadirannya mba, jodoh takkan kemana 🙂 .
Menikah dan tidak menikah adalah pilihan. Ada beberapa temanku yang memilih untuk tidak menikah dan aku menghormati pilihan mereka.
Tapi bener sih, temenku ada yang trauma karena luka pengasuhan. Karena ayahnya pernah menikah lagi diam-diam. Jadi dia menjaga jarak banget membuka hubungan dengan lawan jenis. Jadi harus berdamai dulu dengan masa lalunya mungkin ya mba.
Semoga mb yuni juga segera dipertemukan dengan jodoh yang tepat yah 🙂
Aku sempat berpikir panjang mengenai “Mengapa orang enggan menikah?”
Karena di keluarga kami, masku yang ketiga juga mengalami hal yang sama. Di satu sisi, aku paham sekali, beliau sudah lelah dengan pertanyaan “Kapan mau menikah?”
Jadi aku sebagai adiknya, merasa hanya cukup menjadi sosok pendengar yang baik. Gak mau ikut campur apalagi kepo. Meski aku sudah menikah dan memiliki keluarga, bukan berarti aku jadi lebih paham mengenai pernikahan.
Jadi semoga alasan takut menikah seseorang ini bisa terobati dan dipertemukan dengan jodoh yang “setangkup”.
Kalo takut menikah kayanya ngga sih.. justru takut pilih pasangan 😀
Kudu cepat move on dong, jangan terjebak dengan masa lalu…
Kan masa depan itu di depan, yang lalu ya di belakang, jadi hadapi dan sambut yang di depan mata
Bener sekali. Banyak zaman sekarang yang lebih mandiri dan merasa sudah bahagia hidup sendiri. Ga dipungkiri kadang pernikahan justru membawa petaka jika menikah dengan orang yang tidak tepat. Hiks. Susah2 gampang sedih menikah itu. Bayangkan menyatukan dua kepala, dua keluarga
Semoga segera mendapatkan jodoh ya mba yang sesuai kriterianya. Aamiin…
Aamiin Ya Rabb
Jadi ingat setelah putus dg mantan yg saya kira hubungan kami cukup serius, saya jd agak jaga jarak dg lawan jenis. Takut tersakiti. Takut malah kalo buru2 kenal malah kuatir buru2 ngajak nikah karena faktor usia. Tapi di sisi lain aaya jg takut nikah karena liat pernikahan yg gagal di kerabat dekat saya. Benar2 dilema
Kalau dulu takut menikah karena masih merasa belum pantas melayani anak manusia yang tiba tiba sudah besar, haha
Apalagi mengurusi semua keperluannya
Untungnya itu semua bisa dikomunikasikan dengan baik dan akhirnya kerja sama
Semoga yang belum menikah yang dikarenakan adanya ketakutan ketakutan pada hal tertentu dapat segera mengatasinya. Berprasangka baik kepada Allah dan selalu berserah diri bisa menjadi salah satu penolong dari rasa takut itu..
Memang setiap orang yang belum menikah sepertinya punya beragam alasan ya. Kalo saya sepertinya sudah masuk kategori sudah nyaman sendiri nih. Kalo sampe trauma pasti makin takut untuk menikahnya ya, kak.
Bener nih yang dituturkan. Satu lagi belum siap jadi orang tua juga bisa lho karena konsekuensi ketika menikah artinya siap jadi ortu kan ya meski katanya punya anak bisa saja ditunda . Tapi ini alasan yg juga diutarakan saat seseorang tak ingin menikah
Hampir semua alasan dalam 5 poin diatas menjadi masuk akal bagi seseorang yang hobinya overthinking. Tapi pada faktor trauma, mungkin adalah akarya sehingga merembet kemana-mana dan pada akhirnya menjadi alasan untuk betah menyendiri
Faktor uang si sepertinya untuk aku mah